Sunday, March 27, 2011

cerpen : 1 .. 2.. 3 .. 4 .. NO!

 “Chika, udah ketemu belum?”, terdengar seruan ceria anak-anak kecil yang sedang bermain petak umpet pada seorang gadis kecil. Langit menampilkan warna orange muda yang begitu lembut. Senja dengan setia menemani mereka bermain.Belum!. Bentar lagi juga ketemu!”, balasnya. Kepala Chika menengok ke kanan dan kiri, mencari keberadaan targetnya. “Dira ngumpet dimana sih?”, ucap Chika seraya mengelap keringat di jidat dengan tangan mungilnya. Ia berjalan mengelilingi taman kompleks yang berada di pinggir jalan. Taman itu kecil tapi didesain sangat artistik. Di tengah taman terdapat sebuah kolam ikan kecil dengan pusat sebuah air mancur berhias patung dua patung manusia membawa tempayan air. Bunga-bungaan tertanam rapi di beberapa sudut. Dan bangku-bangku panjang bermodel klasik dengan warna coklat menguatkan gaya vintage-nya. Rambut panjang Chika yang terkucir dua melambai-lambai mengikuti gerak tubuhnya yang lincah. Chika mencoba mencari temannya itu diantara semak-semak, melongok ke bawah kursi taman, dan juga ke balik pot bunga bugenville yang besar. Tapi ia tidak menemukannya. Yah, begitulah nasib saat mendapat giliran menjaga, apalagi kalau tinggal mencari satu orang aja.
Ia menghela nafas. Kemana lagi?. Alis tebalnya bertaut. Berpikir keras untuk menemukan dimana orang tersebut. Ia melangkah pelan, kali ini tanpa tujuan. Berapa saat kemudian, senyumnya mengembang melihat kemasan permen lolipop yang teronggok di dekat sebuah pohon besar. Aha .. ini pasti punya Dira!. Dia kan selalu bawa lolipop kemana-mana, batinnya dalam hati. Well, Chika cukup cerdik untuk berpikir seperti itu, sementara Dira cukup khas dengan lolipo-lolipop yang membuat giginya keropos. Chika segera berjalan mengendap-endap menuju ke balik pohon besar tersebut. “Dorr!! Ketemu kamu!”, serunya bangga saat menangkap basah temannya yang sibuk menekuni lolipop berwarna-warni. Yang dipergoki hanya ber-hehe ria. “Temen-temen, Dira udah ketemu nih!”, teriak Chika dengan lantang. Teman-teman langsung menyerbu ke arahnya. Sebagian hanya ingin segera memainkan permainan selanjutnya, sebagian lagi penasaran dengan tempat Dira bersembunyi. Mungkin saja nanti mereka bisa bersembunyi disana.
“Kamu lama sekali!”, seorang anak berkata dengan nada kesal pada Dira dan Chika karna ia sudah tidak sabar meneruskan permainan selanjutnya.
“Yang penting kan udah ketemu! Wek!”, Chika memeletkan lidah. Ia sedikit tidak terima karna ia sudah bersusah payah mencari.
“Udah yuk, maen lagi!”, ujar Valen, sahabat Chika yang berwajah agak oriental menyudahi percakapan itu.
“Hompimpah alayum gambreng, nek ijah pake baju rombeng!”, seru mereka berbarengan sambil menggoyang-goyangkan tangan.
“Yee! Chika jadi!!”, ujar mereka makin semangat.
“Ah, masa aku lagi sih yang jaga?. Gantian dong! Aku kan capek. Kalian pasti curang ya?”, protesnya dengan mulut manyun.
“Udah jaga aja. Cepet!”, seru Dira sambil mendorong tubuh mungil itu.
“Iya! Iya!”, seru Chika sangat-sangat terpaksa.
“Tutup mata ya Chika!”, ujar Valen mewanti-wanti.
“Iya, ini Chika juga udah tutup mata!”, ia makin sewot. “1 ..”, Chika mulai menghitung. Ah .. lihat-lihat dikit nggak apa deh. Hehe, pikir Chika sambil membuka matanya sedikit—cuma sedikit—dan celingukan. “Oh, pada ngumpet di situ ternyata. Awas nanti kalian!. Hehehe”, gumam Chika sementara teman-temannya sibuk berlarian mencari tempat sembunyi. “2 ..”, hitungnya lagi sembari mengalihkan pandangan ke arah jalan. Ia mendapati Dira disana. “3..”. Dira terlihat seperti mengambil sesuatu di tengah jalanan yang sepi itu. Chika mengamatinya beberapa saat. Yee … ternyata dia lagi ngambil lolipopnya yang jatuh. Ckck, dasar Mr.Lolipop!. “4..”, serunya seraya melempar pandangan ke arah lain. Chika melihat mobil jip hitam besar dengan plat nomor B 497 A yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Diamati lebih lama, gerakan mobil itu ternyata tidak terkendali. Dahinya berkerut saat mobil tersebut melesat dengan cepat mendekati taman. Lebih tepatnya ke arah Dira tadi. Ya, Tuhan!!. “Dira awas!!”, Chika berteriak sambil berlari sekencang-kencangnya ke arah anak laki-laki tersebut. “Minggir, Dir!!”, serunya mendorong tubuh mungil Dira menjauh dari jalan melihat mobil tadi bisa melindas tubuhnya dalam sekejap.
Tiiiin!!! Bbbbbbrrrraaagggggggggg!!!!!!!





*) to be continued. ini post update an. jadi mungkin rada ga nyambung sama post yang belum aku update. thanks :)

No comments:

Post a Comment