Friday, January 4, 2013

Karna Hujan yang Mengenalku

Orang bicara soal kebetulan. Namun aku hanya tahu bahwa semua itu diatur Tuhan.

Karna hujan yang mengenalku tanpa aku harus berkata-kata. Seberapa perih pun hati ini tersakiti, mata ini tidak bisa berkompromi. Untuk menangis. Sedikit saja. Bukannya aku mau cengeng, hanya saja mungkin itu menjadi lebih ringan. Tuhan mengasihiku. Ia mengerti aku tidak bisa menceritakan pada dunia ini. Ia bawakan hujan. Sebagai tangisku yang terganti.

Saat aku tidak dapat mengecap bahagia, hujan biarkan suaranya menggema dan menulikanku sesaat pada suara dunia ini. Hujan biarkan dirinya mewakili kepedihan hati. Hujan bersedia menutupi air mata yang menetes.

Karna Hujan yang mengenalku. Dan Bapa yang mengasihiku.

No comments:

Post a Comment