I survive life.
altho it's pretty empty lately. but I survive life.
Friday, September 27, 2019
Friday, January 11, 2019
January Post
Welcome to adult life. This year I'm gonna turn into 22. So many things happen in life, change me from A to B from B to C. But now, I'm not gonna talk about life.
I don't need to tell you how I met him. Just, let it remains in our own memories.
He didn't come to my life just now. He came in the middle of last year. None of us expected things can go until this far. Just like any other classic story. Stranger in your life becomes your other-half.
But, let me tell you how it affects my life into a totally different thing.
First of all, thank you for all the dramas you bring into my life. I somehow love and hate it but it colors my life and give me a smile every time I remember about it.
I never knew that I can be in this point of life. You are that kind of guy that is not in the list of my-type-of-guy or my-boyfriend-materials, but here you are now. Here we are now.
It's both scary and exciting to say yes to and take your hands. Following you, holding your hands, finishing this never-ending adventure with you. I know you think the same.
It's not gonna be the same love story I had in my teenager life. Nor the way-too-serious one that just ended.
I simply just wanna be with you, live the moment with you, as long as we can.
Loving you with my best love. Loving you at your darkest and brightest.
Inside and out.
Thursday, April 26, 2018
Total Sigh
It's been so hard for me lately. I don't know what God wants to do in my life right now. I feel like I'm hopeless. I feel like I'm done with this. This very little hope is desperate. It's driving me crazy. I am tired of crying. I'm tired of being down and drowned. I feel like it won't happen that way.
Tired.
Angry.
Sad.
Everything is undeniable.
They asked me to be strong as I use to be.
I am still human.
I embrace my tears so tightly.
one thing, Dad...
Kapan semua ini selesai dengan bahagia bagiku?
Friday, November 3, 2017
see you when time matches us
terkadang ada suatu rasa yang tidak ingin kau ketahui
dengan berbagai alasan yang bisa tercipta
seperti... menghindari kerumitan. atau pula menjaga hati.
baik hatimu, hatinya, atau hatiku
kehidupan akan terus dan selalu menjadi misteri
entah tentang kapan, mengapa, bagaimana, hingga ... siapa
semua itu akan terus menjadi teka-teki
lalu kini aku berada di ambang keteranehan
persimpangan asing yang tak baiknya aku berada
antara melepas atau menerima
antara bijak atau bodoh
bukanlah sesuatu yang rumit ketika kau tak tahu tentang apa pun
namun semuanya berbalik ketika kau mengetahui satu dua hal
lalu akan semakin rumit lagi ketika "pengetahuanmu" itu menjadi sebuah fakta
fakta yang jadi masa lalu. terlewatkan.
bukanku menyesali rasa, asa, masa, atau siapa
namun aku hanya bertanya
apakah semua ini benar adanya?
apakah dia benar yang nyata?
apkah kami benar bersama?
see you when time matches us
sebuah kalimat spontan yang terucap dengan makna melayang
berharap untuk berada dalam keadaan yang sama
namun tak sungguh juga berharap
hanya memasrahkan diri pada waktu dan takdir, yang mungkin saja... berpihak
so.. see you. when time matches us.
dengan berbagai alasan yang bisa tercipta
seperti... menghindari kerumitan. atau pula menjaga hati.
baik hatimu, hatinya, atau hatiku
kehidupan akan terus dan selalu menjadi misteri
entah tentang kapan, mengapa, bagaimana, hingga ... siapa
semua itu akan terus menjadi teka-teki
lalu kini aku berada di ambang keteranehan
persimpangan asing yang tak baiknya aku berada
antara melepas atau menerima
antara bijak atau bodoh
bukanlah sesuatu yang rumit ketika kau tak tahu tentang apa pun
namun semuanya berbalik ketika kau mengetahui satu dua hal
lalu akan semakin rumit lagi ketika "pengetahuanmu" itu menjadi sebuah fakta
fakta yang jadi masa lalu. terlewatkan.
bukanku menyesali rasa, asa, masa, atau siapa
namun aku hanya bertanya
apakah semua ini benar adanya?
apakah dia benar yang nyata?
apkah kami benar bersama?
see you when time matches us
sebuah kalimat spontan yang terucap dengan makna melayang
berharap untuk berada dalam keadaan yang sama
namun tak sungguh juga berharap
hanya memasrahkan diri pada waktu dan takdir, yang mungkin saja... berpihak
so.. see you. when time matches us.
Friday, September 29, 2017
Solving Deforestation Using Fundraising Platform
Setiap kali berbicara mengenai perubahan
iklim biasanya kita selalu membahas tentang efek-efeknya, faktor penyebab, dan
hak-hak umum lainnya. Tetapi, seringkali kita tidak menyadari ada sebuah faktor
teknis yang sangat dibutuhkan di dalam penanggulangan perubahan iklim. Padahal
faktor tersebut sangat esensial, yaitu pembiayaan publik. Dalam hal ini,
pembiayaan publik yang dimaksud adalah pembiayaan public yang secara khusus
untuk menanggulangi perubahaan iklim atau lebih sering disebut dengan climate finance.
Climate
Finance secara sederhana dapat diartikan sebagai biaya yang
dibutuhkan dalam setiap upaya penanggulangan dan pengurangan dampak negatif
terkait iklim. Secara garis besar, pendanaan tersebut terbagi menjadi 3 tipe,
yaitu: mitigation finance, adaptation
finance, dan REDD+. Mitigation finance merupakan pendanaan
khusus proyek-proyek yang bersifat mengurangi atau membatasi perubahan iklim
itu sendiri. Adaptation finance berfungsi
untuk mendanai proyek yang bersifat adaptif terhadap dampak dari perubahan
lingkungan (penanggulangan). Sedangkan REDD+
merupakan bentuk investasi dana pada proyek perlindungan dan restorasi hutan.
Bagi sebagian besar orang istilah climate finance tersebut bahkan sepertinya
masih sangat asing di telinga. Padahal climate
finance ini merupakan salah satu fokus dari Persetujuan Paris atau Paris Agreement dimana pada tahun 2020 ditargetkan
negara-negara maju dapat memberikan sejumlah dana kepada negara berkembang
dalam rangka pelestarian hutan dan konservasi demi menyelamatkan bumi. Pihak PBB
sendiri sekarang tengah berusaha keras dalam memobilisasi target pembiayaan
sebesar US$100 juta tersebut supaya benar tercapai di tahun 2020. Di sisi lain,
perlu diketahui bahwa biaya ini tidak datang dari pemerintah saja, namun boleh
berasal dari sektor manapun, baik swasta ataupun negeri.
Lalu,
mengapa kita sebagai masyarakat Indonesia harus peduli dan bergerak mengenai
target tersebut?
Fakta menariknya adalah Indonesia
merupakan 10 besar kontributor emisi gas rumah kaca terbesar di dunia! Setiap
harinya Indonesia menyumbangkan sekitar 1981 metrik ton CO2 ke atmosfer bumi. Jadi, dapat kita katakan bahwa
kita adalah negara yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kerusakan
tersebut. Menariknya lagi, sumbangan emisi gas yang sangat masif itu ternyata
disebabkan oleh maraknya deforestasi di Indonesia. Sebab itu, perlu diadakannya
restorasi hutan dalam skala besar untuk kembali menyeimbangkan lingkungan hidup
kita ini.
Berada dalam era generasi milenial,
pendekatan yang paling mudah diambil adalah melalui teknologi dan sosial media.
Melalui tren fundraising platform
yang sudah sangat familiar di kalangan anak muda, kita dapat melakukan dukungan
sekaligus pergerakan yang efektif untuk memenuhi target climate finance pada tahun 2020. Fundraising platform sendiri merupakan sebuah situs yang menjadi
wadah dalam melakukan penggalangan dana untuk sebuah tujuan tertentu. Fundraising Platform ini sudah sering
digunakan dan terbukti begitu efektif untuk mengumpulkan berbagai donasi serta
menggerakan orang-orang untuk peduli terhadap suatu aksi tertentu.
Dalam konteks ini, aksi yang akan
diusung tentunya mengeni perubahan iklim itu sendiri. Mengacu pada fakta yang
terjadi, maka secara spesifik aksi ini merujuk kepada usaha restorasi hutan di
Indonesia. Aksi penggalangan dana melalui platform online ini dapat kita sebut
dengan donasi Gerakan Seribu Pohon. Dimana hanya dengan mendonasikan Rp. 1000 (US$
0,1) saja kita telah membantu membiayai penanam 2 pohon untuk hutan Indonesia.
Tapi, gerakan ini tidak hanya berhenti pada pendonasian saja. Gerakan Seribu
Pohon ini juga mengajak masyarakat (terutama anak muda) untuk mengkampanyekan
aksi yang ada melalui media sosial mereka. Sehingga bersama-sama kita dapat
mencapai target climate finance itu
pada tahun 2020 nanti.
Untuk menjadi seorang pahlawan kita
tidak perlu memiliki kekuatan super terlebih dahulu. Untuk menjadi seperti
seorang malaikat kita pun tak perlu memiliki sepasang sayap. Tetapi untuk menjadi
seorang pengubah keadaan kita hanya perlu mengambil sebuah aksi. Sekarang
giliranmu, untuk mengambil aksi hijau ini dan menyelamatkan bumi pertiwi.
Climate Change: The Hidden Murderer?
Banyak
orang menyakini bahwa isu perubahan iklim hanyalah sebuah lelucon fiksi yang
dimainkan oleh para ilmuwan atau para aktifis lingkungan. Namun, apakah benar
demikian? Bahwa setiap perubahan siklus yang ada memang terjadi secara natural
tanpa sedikit pun efek campur tangan manusia di dalamnya? Dan apakah perubahan
iklim hanyalah tentang lingkungan dan hanya lingkungan saja? Jika anda baru
saja mengiyakan semua pertanyaan tersebut, maka anda tengah membaca tulisan yang tepat.
Bila
anda berpikir bahwa perubahan iklim merupakan sesuatu yang memang akan terjadi
secara natural, mungkin anda cukup benar. Sebab, segala sesuatu yang ada di
bumi ini akan terus mengalami perubahan, begitupun dengan iklim. Hanya, perubahan
pola iklim yang menjadi lebih panjang atau lebih pendek itulah yang tentu saja
tidak terjadi secara natural yang mana dipengaruhi oleh begitu banyak faktor,
seperti: penyia-nyian sumber daya alam, pembalakan liar, dan sisa-sisa kegiatan
manusia. Hal itulah yang kemudian menjadi sebuah masalah besar dan memberikan
berbagai dampak negative dalam kehidupan manusia.
Terdapat
begitu banyak aspek kehidupan manusia yang terpapar oleh dampak perubahan
iklim. Satu yang paling terkena diantaranya adalah kesehatan. Indonesia,
sebagai negara dengan letak geografis yang cukup strategis dalam hal ini,
menjadi sasaran empuk bagi penyakit-penyakit yang dipengaruhi oleh iklim seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) bukan merupakan barang baru di Indonesia, malahan
penyakit ini cenderung meningkat tiap tahunnya. Bahkan hingga tahun 2016 lalu,
DBD masih menyandang gelar sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang tersebar di
11 provinsi atau sebanyak 32% dari Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian
Kesehatan RI, tercatat terdapat 8.487 orang menderita DBD dan 108 orang
meninggal karenanya, dimana kebanyakan berusia sekitar 5-14 tahun (43,44%)
serta 15-44 tahun (33,25%). Bisa anda bayangkan, itu berarti setiap jamnya terdapat 1 orang yang
menderita DBD di Indonesia! Tak heran, Indonesia berhasil menduduki peringkat
kedua negara endemis DBD kedua di
antara 30 negara wilayah endemis lainnya.
Kejadian
tersebut disinyalir karena beberapa faktor, seperti: perluasan endemik akibat
modifikasi lingkungan (urbanisasi) dan lingkungan yang tidak kondusif, namun
sangat ideal sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes. Ketidak-kondusifan lingkungan ini sendiri dipicu oleh adanya
curah hujan yang tinggi secara tiba-tiba dan tidak sesuai dengan pola natural
yang seharusnya. Bagaimana bisa terjadi demikian?
Perubahan
iklim adalah sosok di balik panggung perubahan ini. Perubahan iklim menyebabkan
musim hujan menjadi pendek dan musim kemarau menjadi sangat panjang. Terjadinya
kemarau panjang ini membuat lingkungan menjadi sangat kering. Sementara itu, musim
hujan jadi memiliki intensitas yang sangat tinggi. Terpaparnya tanah yang
kering oleh intensitas hujan yang tinggi itu kemudian menyebabkan kerusakan
pada fisik tanah sehingga menimbulkan banyak kubangan-kubangan air atau
tempat-tempat yang cocok bagi agen penyakit. Efeknya, terjadilah ledakan hama
serta puncak penyakit DBD. Ditambah lagi dengan potensi kemarau panjang yang
dapat menyebabkan banjir dan bencana alam lainnya.
Akan
tetapi, benarkah perubahan iklim adalah otak dari semua ini? 100% bukan.
Perubahan iklim hanyalah sebuah reaksi yang diberikan oleh alam dengan apa yang
telah manusia lakukan terhadapnya. Sisa industri, debu, dan sisa-sisa kegiatan
manusia lainnya menghasilkan emisi yang merupakan inti kondensasi. Hal inilah
yang sesungguhnya mempercepat pembentukan awan dan menyebabkan curah hujan kian
meningkat. Jadi, jelas betul bahwa manusia adalah dalang dari semua drama
perubahan ini.
Lalu,
akankah kamu terus berdiam diri dan merasa “cukup tahu” dengan semua hal
tersebut? Tidakkah tanganmu juga ikut mengendalikan semua cerita sarat fakta
ini? Bukankah kau jugalah sang dalang perubahan? Maka, marilah satukan
tangan-tangan kuasa ini. Tidak lagi memilih sebuah perubahan mundur namun
perubahan maju. Tidak perlu lagi melakukan hal-hal sia-sia yang merugi lalu
menyalahkan alam. Sebab, alam tidak bersalah. Namun, kitalah yang perlu berubah,
wahai sang pembunuh tersembunyi.
Sunday, July 23, 2017
Halo Nona Menyedihkan
selamat datang di postingan dini hari. Bukan karena aku bangun pagi, namun karna aku tidur pagi, Seperti biasa terjaga tanpa kawan dan hanya berteman bermacam pikiran mencekam. Sebenarnya ada, tapi dia memilih untuk terpejam. Entah, katanya peduli. Tapi sudahlah, manusiawi. Ia tahu aku disini tapi sudahlah, ia juga memang tak mau tau. Perasaan hari ini tidak enak. Bukan salah siapa-siapa, hanya aku saja sang nona menyedihkan, pikiranku tak patut terucap. Tidak pula patut ada sebenarnya. Jadi aku cuma bisa menjadi sama seperti malam-malam sebelumnya. Menetes sendirian. Dan sekali lagi berkata tak apa, aku terbiasa dengan ini. Bocah bodoh, memilih ego. Menyebalkan sangat.
Subscribe to:
Posts (Atom)