Wednesday, November 28, 2012

please don't be an idiot anymore.

hell-o idiot (read it : me)
i just messed up. so, this is what i always do.
look at the left side of my fb and feeling butterflies in my tummy when i catch that you are online.
point at that place and klik it. open the chat with you but i do nothing. i don't typing anything at all. just look at the screen. that empty chat!. with a very very straight face. after a moment, i minimized the chat, and still do nothing. i just hope that damn thing. hoping that you will send me a message. a very little message. just "hy" kyaaa! it's more than anything dude. woa, it is impossible. okay, i know. who the hell cares ? .__. yaa i just keep looking at my screen untill you're offline. that is. idiot? I've said that!! -_-

Saturday, November 24, 2012

if only

if only you know it was me. if only you know i got down on my knees and pray for you. if only you know i was standing behind you just to make a non-sense convos with you. if only you know i was standing behind you, looked like an idiot, wanted to say some words but i couldn't. if only you know you changed my day with that 'hi' right on my ears. if only you know that was me who met you first. if only you realized we always met, whatever it be. if only you know you are my first love. if only you know my feeling without i'm saying it. if only you can understand something inside my heart through my eyes. if only .. if only .. if ony you can look back at me. if only you were mine. if only you and me. if only.

Tuesday, November 20, 2012

This is my (new) team

beda dari ceritanya kakakku yang kaget banget sama tim basket di sekolah barunya. i was just the lucky one. Masuk di smanssa, smanssa mulai punya pelatih. Pelatih yang nggenah tentu.

Rasanya main di tim ini tu campur aduk. kayak ditarik-tarik ke desperate tapi aku ga semenyerah itu. tournament pertama kita itu di Lab Cup. Kita optimis, apalagi kakak. Istilahnya ketambahan partner ada aku. Tapi hasilnya ternyata nggak seperti yang terencana. Kita runner up, lagi. ini pertama kalinya aku runner up. Dan rasanya ... aneh. Aneh dalam definisiku sendiri. tapi di LAb cup ini, maksudku, di tim smanssa ini aku dapetin cerita-cerita yang ga pernah aku dapet selama hampir 7 tahun aku ikut basket. Smanssa itu bukan tim, ini sbuah keluarga. Smanssa itu nggak peduli skor, yang penting permainan. Smanssa itu nggak peduli menang kalah, yang penting berkembang. Kalo menang ya itu sepenuhnya dari Tuhan, kalo kalah, Tuhan sudah menyiapkan kemenangan yang lebih baik. Smanssa itu kasih tentang sesama, nggak butuh ngebantai. memikirkan perasaan lawan kalo kalah kebantai. Smanssa cuma butuh permainan yang fair. PERMAINAN. bukankah itu inti dari basket? bermain basket.

Semenjak di tim ini aku hampir selalu mendapatkan perlakuan yang sama kayak yang di dapet kakak. dibilang salah pilih sekolah lah, eman-eman, dan berbagai konteks seperti itu. Kuping udah biasa di underestimate sama orang-orang yang kenal kami. Udah biasa denger mereka ngomong "kalo aja kalian masuk tim ini, pasti nggak begini kan?" atau "Wah calon juara. yah .. paling nggak juara 2". sebelum masuk smanssa aku udah siap terima itu. terima lawan temen2 di tim lama. oke, mungkin istilahnya bukan 'terima' tapi belajar membiasakan diri. semua itu angin lalu, bro.

Setelah Lab Cup kita kehilangan para senior kelas 3, juga kak Joe, pelatih lama. Aku-merasa-sendiri. Rasanya waktu itu pengen berenti basket. Tinggalin basket. Tapi nyatanya Tuhan kasih pelatih-pelatih baru. Tuhan menjawab bahwa aku nggak pernah sendirian.

Dengan keadaan sekarang, aku yang jadi kapten. bullshit lah. basket itu permainan tim, semua kapten. well, tapi aku tetep ngerasa aku kayak belum bisa membawa tim ini. dari dulu aku benci posisi seperti ini. sungguh. makanya aku berusaha nggak peduli. balik, kelas 3 udah ilang otomatis hrs cari pemain baru. sekarang banyak sih yang ikut. tapi bener-bener newbie. masih nanya rebound itu apa, zone itu apa.

Aku kalo mikir ini rasanya pengen desperate aja. Tapi aku selalu mikir, kalo aku berenti gimana temen-temen?. Mereka percaya aku, harusnya aku percaya sama aku sendiri. Mereka percaya sama aku, masak aku nggak percaya sama mereka?.

Bisakah? Iya. Nggak yakin. disisi lain aku mantab ngomong iya. tapi berapa detik aku selalu mikir, nggak yakin.
Salah pilih? Nggak. (Ya..) Mungkin. Nggak-mungkin. salah pilih sekolah?. aku harus buka mataku untuk lihat apa yang aku dapat sekarang ini.
Salah siapa? AKU. Nah .. kalo ini pasti aku.

Shortly, aku percaya Tuhan menempatkan aku di smanssa untuk memulai sesuatu. dan aku sebagai alatnya. Because I believe, if God brings me to it, He will brings me through it.