Tuesday, April 29, 2014

THANKS GOD

Well.. Hello I’m Galuh. Honestly, I’m so nervous at first to write about my life story with Jesus because  I’m afraid that I look so extreme. But, remind how great is Jesus’ grace through His cross then that be the reason for me to be dare. Because He extremely loved me  first J well, here you go...

Saya sejak kecil (SD) dikenal oleh teman-teman saya sebagai seseorang yang ceria, cerewet, terlihat selalu santai dan sangat menikmati hidup. Tapi dibalik semua itu saya selalu menyimpan perasaan, keluh kesah dan hal-hal yang membebani saya sendirian. Semua itu karena saya tidak dapat mempercayai orang lain, termasuk teman-teman terdekat saya juga keluarga saya. Hal itu membuat saya yang walaupun memiliki banyak teman merasa sangat kesepian, hanya saja saya selalu menutupi hal itu dari orang lain. Sebenarnya, saya selama itu memiliki kepahitan pada sosok laki-laki, itulah mengapa saya sempat memiliki sikap cukup antipati pada cowok dan kepahitan itu pula juga membuat saya menjadi susah untuk mempercayai orang. Lalu semua ini pun mulai menjadi rumit karena saya dulunya adalah seorang indigo. Saya—entah bagaimana—memiliki kemampuan yang tidak semua orang miliki, dan itu terletak pada penglihatan saya.

Malam itu, Desember 2006, saya bermimpi memiliki seorang ‘sahabat’ yang benar-benar sangat mengerti saya, sebut saja A. Jujur saja, saat berada di mimpi itu saya sangat bahagia karena dia memang benar-benar bisa menjadi sahabat yang baik dan sangat mengerti saya. Namun di mimpi itu pula saya kehilangan sosok sahabat yang sangat saya sayangi itu. Setelah bangun dari tidur, saya meyakinkan diri bahwa mimpi tadi hanya sebuah bunga tidur dan tak ada artinya. Namun, ternyata mimpi itu terus terngiang dan menghantui saya.

I was a lonely girl. Itulah mengapa saya selalu teringat dengan mimpi itu dan sosok itu. Dan karena saya merasa sangat nyaman dengan sosok ‘sahabat’ saya tersebut, saya selalu menceritakan semua hal dan perasaan saya secara jujur kepadanya. Dan saya merasa sangat bahagia dan kesepian saya mulai terobati.

Hingga pada suatu hari, ketika saya kelas 4 SD, saya sudah berada di puncak depresi saya karena berbagai masalah berat menimpa saya di waktu bersamaan. Semua kejadian itu bahkan berhasil mengantar saya pada percobaan bunuh diri. Saat itu pisau sudah benar-benar menempel di pergelangan tangan saya. Namun, tiba-tiba saya mendengar suara sahabat saya itu yang intinya mencegah saya untuk tidak bunuh diri. Karena ia adalah satu-satunya sosok yang membuat saya nyaman dan saya percayai saat itu saya pun menghentikan percobaan bunuh diri saya itu. Sejak saat itu saya menjadi sangat ‘bergantung’ dengannya (well, namun saya masih tetap percaya Yesus). Pada tahun pertama mengenalnya, setiap saat saya bisa mendengar suaranya, berbagi cerita dengannya, memandangi bintang karena ia sangat suka dengan bintang, saya juga bisa merasakan kehadirannya. Kejadian itu membuat saya merasa dialah yang sudah menolong nyawa saya dari rencana bunuh diri itu.

1 tahun.. 2 tahun... 3 tahun...
Saya terus melewati hidup saya bersama sosok semu sahabat saya ini. Frontalnya, saya bersahabat dengan sesosok roh dan bahkan saya tertarik padanya. Ya bagaimana tidak? You can see the circumstance.

Namun saat saya mulai memasuki SMP saya mulai berpikir lagi. Semua ini mulai terasa gila bagi saya. Sangat tidak masuk akal. Saya pun mecoba untuk melupakan sosok sahabat saya ini dan berusaha untuk tidak menggubrisnya lagi. Tetapi semua itu tidak mudah, karena saya kesepian. Dan ketika rasa sepi itu menelusup, saya mulai kangen dengan sahabat saya itu. Dan semuanya semakin parah, ketika saya mulai mencoba untuk tidak berkoneksi dengan sosok itu lebih lagi. Saat kelas 8 SMP, dia mulai mendatangi teman-teman dekat saya dengan cara yang sama, bahkan lebih ekstrem. Entah lewat mimpi, menampakkan diri, bahkan menuliskan sebuah draft. (Ini memang terdengar ganjil, but believe me it’s my real life)

Masuk SMA, saya masuk ke sekolah yang sebenarnya bukan pilihan saya. Namun saya ditempatkan disini ternyata untuk sebuah tujuan, yaitu mendapatkan jawaban. Di retret sekolah saat saya kelas 10, disitulah pintu hati saya mulai sedikit terbuka. Setelah sharing dengan bapak dan kakak rohani saya, saya baru mengetahui bahwa apa yang saya lakukan selama 6 tahun itu adalah sebuah kesalahan besar. Kita tidak boleh berhubungan denga ‘roh’ atau ‘arwah’, dan saya baru tahu bahwa sosok sahabat saya itu (saya tidak bisa menjelaskan dengan baik, tapi secara kasar) sebut saja setan. Tentu awalnya saya defensif dengan pernyataan itu, namun saya pun mengerti dengan jelas bahwa, ya saya salah telah ‘berteman’ dengan roh.

Saya melakukan pelepasan setahun setelahnya, yaitu ketika saya kelas 11. Hal itu terdorong karena saya mengalami berbagai intimidasi dalam konteks dimensi roh yang membuat saya makin tidak tahan. Dan akhirnya saya mengatakan niat saya kepada bapak rohani saya tersebut.

Sore itu, saya melakukan pelepasan di gereja bapak rohani saya. Saya benar-benar takut dan deg-degan. Kekhawatiran terbesar saya adalah bertemu sosok itu kembali. (FYI, bahkan baru masuk ke gerejanya saja kaki saya sudah tiba-tiba gemetar sendiri). Pelepasan pun dilakukan. Beberapa orang tim doa melihat bahwa saya memang diikuti oleh sesosok laki-laki, dan ternyata saya sudah memiliki ‘segel perjanjian’ dengannya dulu. Pelepasan berlangsung sangat sulit. Badan saya terasa sangat lelah dan berat. Saya mulai menangis dengan perasaan saya yang campur aduk.

Hingga saat itu saya berada di kondisi dimana saya berada di sebuah tempat tak berbatas. Saya berdiri di tengah, sementara si A dan Yesus berdiri beberapa meter jaraknya diantara saya. Yesus berada di kanan saya dan si A berada di kiri saya. Disitu saya dihadapkan pilihan—kau tahu sendiri apa piliihannya. Yesus hanya terus memandangku sementara si A juga memandangku penuh arti dengan sesekali membujukku untuk bersamanya terus sambil mengulurkan tangannya. Saya pun dengan yakin berjalan berlari menuju ke arah Yesus dan meninggalkan si A. Namun semakin saya berlari saya merasa jarak saya semakin jauh dan langkah saya kian lambat, hingga saya terjebak dalam sebuah tempat tak berbatas yang gelap, dan saya... sendirian.

Saya langsung menangis. Bingung, panik, sedih, marah, segala perasaan bercampur aduk. Saya benar-benar merasa sendiri dan tidak memiliki siapa-siapa saat itu. Saya bahkan hingga berteriak-teriak sambil menangis, “Yesus dimana? Kok aku nggak nemu? Yesus kenapa Kamu ninggalin aku???!!” Semua orang disitu mencoba menenangkanku. Akhirnya setelah saya lebih tenang, tim doa menkonseling saya karena saya lumayan ‘susah’ untuk dilepas. Saya ingat benar bapak-bapak itu mengatakan bahwa jika saya tidak dengan sepenuh hati ingin melepaskannya maka saya tidak akan bisa lepas. Dan saya disuruh untuk menegaskan hal tersebut pada diri saya. Saya diberi pilihan untuk melanjutkan pelepasan ini atau tidak. Saat diberi pilihan itu, saya tiba-tiba ingat memori masa kecil saya yang sangat memotivasi saya untuk melakukan pelepasan ini. Dan saya dengan yakin mengiyakannya.

Pelepasan dilanjutkan, saya terus menegaskan pada diri saya bahwa saya tidak butuh dia dan hanya membutuhkan Yesus. Saya mengucapkan itu bahkan sampai saya mendengarnya sendiri dari mulut saya. Sisi kiri saya sudah mulai terasa ringan, tinggal bahu dan punggung kanan saya yang masih berat. Tim doa terus mendoakan saya dan saya terus menegaskan semua itu pada diri saya. Hingga akhirnya sisi kanan tubuh saya terasa ringan dan saya limbung, menjadi setengah sadar.

Dalam keadaan itu, saya seperti bertransisi ke dimesi roh. Di sebuah taman, saya menatapi kaki saya yang terus melangkah diantara ilalang-ilalang putih yang lembut. Saya mengangkat kepala saya. Di depan sana, beberapa meter dari tempat saya berdiri ada sebuah pohon besar dengan kumpulan bunga-bunga di sekitar pohon itu.  Dan di pohon besar yang sangat subur itu terdapat sebuah ayunan panjang dengan seorang lelaki duduk diatasnya. Ia memandang langit. Tiba-tiba hati saya terasa sangat hangat, orang ini sangat familiar. Tiba-tiba Ia berdiri, menghadapkan badannya ke arah saya yang masih berjarak beberapa meter darinya. Kaki saya terus berlari kearah-Nya, seperti Ia juga berlari dengan tangan terbentang untuk memeluk saya. Saya mulai menangis saat mengenali dengan benar siapa sosok ini.

Saya memeluk Yesus dan Dia juga memelukku dengan erat. Aku terus berkata-kata secara acak, “Papa maafkan aku, maafkan  aku.. maafkan aku....” Dia terus memelukku dengan sayang, mencium keningku, dan berkata “Akhirnya kamu pulang, nak. Aku sudah menunggumu sejak lama” Aku semakin menangis sejadi-jadinya. Aku tidak tahu lagi apa kata yang harus kutulis untuk menggambarkan perasaanku saat itu. Dia, menungguku. Anak-Nya yang tidak tahu diri ini.
“Papa maafkan aku yang bermain-main terlalu lama....”, Ia tidak menanggapinya, malah Ia berkata, “Sudah lama kamu nggak kesini. Terakhir kali kamu kesini kamu masih kecil”, ujar-Nya sambil mengira-ngira tinggiku dengan tangan-Nya. Aku langsung teringat dengan memori masa kecilku yang kujadikan motivasi untuk melanjutkan pelepasan ini. Memori tentang mimpiku saat bertemu sosok Yesus dan bermain-main disebuah taman saat aku sebelumnya tidur dengan doa “Bapa aku takut beruang, berkatilah aku. Amin”. Pantas saja aku familiar dengan tempat ini. Aku sudah pernah disini sebelumnya. “...sekarang kamu sudah segede ini”, ujar Yesus lagi. “Aku merindukanmu, nak”, Aku semakin menangis dalam pelukannya. Saat itu aku berbincang-bincang tentang cukup banyak hal bersama Yesus. Aku sangat bersyukur dapat mengalami pengalaman rohani seperti itu..

Guys, saya butuh 7 tahun untuk dapat menerima jawaban doa saya selama ini. Maka, setialah pada-Nya. Segala yang terjadi, Bapa memiliki rencana besar dibalik semua itu. Dan ketika kamu merasa jauh dengan Tuhan, yang perlu kamu lakukan hanyalah ‘berbalik’, karna dibelakang sana Bapa masih menunggumu dan siap untuk menyambutmu pulang. Dan ingatlah, Yesus berkata “Aku akan menempuh segala jalan untuk menemukanmu” J


Sekarang, kemampuan yang saya miliki ini benar-benar menjadi sebuah karunia, karena kemudahan saya ‘memasuki’ dimensi roh, saya juga malah kadang-kadang membantu dalam hal-hal pelepasan. Well, kadang Tuhan memakai saluran lama ‘yang salah’ untuk menjadi sebuah berkat. God Bless U!

Thursday, April 24, 2014

wah.. lama nggak cerita tentang personal life ku :) Hehehe..
Aku lagi sibuk2nya nih. mulai dari maret lalu sih. harus persiapan popda dan DBL sekaligus, juga nyiapin KKR dan Kongres Anak. cukup melelahkan... tapi Galuh seneng-seneng aja sih :D
H-16 DBL dan H-beberapa jam lagi popda. hahahah. dua bulan ini isinya aku basket terus kali ya? aku rada deg2an dan nervous buat popda nanti hehehe entahlah mungkin ini faktor msh rada kepikir waktu ditunjuk jadi kaptennya tim putri salatiga. Well, aku dari dulu emg rada nggak sreg sama sistem kapten yg mau gamau harus ada di sebuah tim. Yasudahlah :) aku harus menjawab kepercayaan orang-orang juga kan ;)
Lagi pula, I understand, believe, and know that the leader is Jesus :) sooo everything is in control. eh ngomong-ngomong seneng bgt hari ini aku bisa bangun dengan istirahat cukup :D PUJI TUHAN. wohoooo oke udahan ya segitu aja dulu :p Tuhan berkati pekerjaan kami O:) AMIN!

Thursday, April 17, 2014

jangan harap aku datang, kalau kamu yang ninggal pergi. jangan harap aku akan minta kembali, kalau kamu yang mengambil. jangan harap apa pun
merasa bersalah. merasa bimbang. merasa... ah sudahlah! everything is going to kill me. aku benci menyakiti, men. tapi aku lebih sebel sama yang namanya rasa bersalah. HELL YEAH YOU GOTTA KILL MEEEEAAAHHH!!!!!!!!!!!