Sunday, July 28, 2013

emang harus ya temenan deket bertahun tahun kalo salah satu udah punya pasangan langsung jauh gitu?. langsung berubah?. katanya sepaket. kita sama-sama nggak pernah mempermasalahkan siapa pasangan kita kan?. toh kita udah janji kalo pasangan kita harus nerima posisi kita kayak gimana, maksudnya seberapa deket kita. permasalahannya adalah............... KAMU SENDIRI, KAKAK.
kenapa? nggak trima luh? kamu egois ya ternyata!
tiga hari ini aku selalu mimpi mereka. secara bergantian. mereka datang satu-satu. lalu malam kemarin mereka bersama hanya di tempata yang berbeda. bangun-bangun mataku basah. ternyata kemarin malam aku sampai ketakutan. aku nggak ngerti, apa mereka juga terjaga saat masuk dalam mimpiku? apa mereka juga merasakan ketakutan yang sama?. apa ini?
Sebaiknya aku tidak memilih keduanya. aku bingung... dan takut?

Saturday, July 27, 2013

andai aku seorang kaya

waktu itu aku berada di bangsal cempaka. pekan itu adalah pekan MOS di sekolahku. adik kelas yang kudampingi harus masuk UGD karna sakit bekas operasi usus buntunya kambuh. ia meraung ingin pulang dan sekolah, tapi untung kini ia mulai tenang.

aku berada di koridor bangsal. mataku menatap sesosok bapak tua yang berpegangan pada ranjang rumah sakit yang ditaruh di ujung koridor, dekat dengan kamar mandi. beliau tampak kesakitan. aku memandanginya dengan heran. hatiku kecilku bersuara "dekati dia". namun kakiku terpaku, bahkan mataku tak berkedip. aku hanya memandanginya dari jauh. tiba-tiba aku seperti mendengar sebuah bisikan, "Kenapa diam ayo dekati". suara lembut itu tak asing bagiku, suara itu sering kudengar sejak aku kecil. Entahlah itu apa sebenarnya, yang kutahu suara itu datang dari dalam diriku sendiri. Mungkin inilah yang sering-sering disebut Roh Kudus atau mungkin suara Tuhan sendiri?.

"Haruskah?", aku bertanya dalam hati.
"Kenapa begitu ragu?", suara itu makin familiar.
"Aku hanya..entahlah"
"Kau yang meminta pada-Ku untuk bisa menjadi pelaku firman. Aku telah memberimu kesempatan sekarang. Lalu kenapa kau ragu?" benar.. ternyata Kau, Ayah.
"Kau tidak pernah tahu bagaimana dampak sebuah kebaikan kecil yang kau buat, Galuh", suara lain tiba-tiba menyeruak di benakku.

Aku pun melangkahkan kaki, makin dekat kearahnya. "Bapak kenapa?". Beliau menatapku. Ia terlihat begitu tua, kurus, dan kulitnya menguning. Hatiku mencelos melihatnya. "Nggak papa mbak", lalu bapak itu menenggelamkan wajahnya lagi kedalam tangannya. Aku bingung sendiri. tapi suara-suara tadi terus mendesakku untuk melakukan sesuatu.
"Bapak yakin? Bapak keliatannya kayak sakit" Bapak itu kini memandangku dengan tatapan sedih nmun aku sempat melihat kilatan marah di matanya.
"Saya habis menyabut nyawa saya mbak di kamar itu!", ujarnya sambil menunjuk-nunjuk salah satu kamar di bangsal itu. Aku terhenyak. Ayah, ini bukan hantu kan?. Aku dengan bodohnya menatap kebawah untuk memastikan bahwa bapak itu menjejakan kakinya ke tanah. tiba-tiba seorang ibu yang lewat disitu dan menatapku dengan heran berkata dalam bahasa Jawa yang kalau tidak salah artinya adalah "Keluarga bapaknya nggak tahu dimana". Aku pun hanya tersenyum kecut menanggapi informasi itu.
"Keluarga bapak dimana?"
"Itu di dalam sini, yang baju merah sama kuning", beliau menunjuk ruangan tepat dihadapanku. aku melongokan kepala kedalam sana. dan tak menemukan seorang pun. Aku mulai berpikir aneh-aneh. Jangan-jangan bapak ini berhalusinasi. Bulu romaku meremang seketika. tanganku mengepal-ngepal karena takut. tapi suara itu masih mendesak untuk aku melakukannya. tapi sekarang, aku bingung harus bagaimana.
"Bapak.. ngg.. bapak nggak usah sedih ya!. Tuhan selalu berada disamping bapak, bapak jangan putus asa" Beliau mengiyakan dan ceritanya mengalir begitu saja. Aku hanya dapat mengerti beberapa penggal cerita, karena beliau tidak jelas bicaranya. Yang kutahu dia ditipu teman, dia orang Padang, anaknya tidak ada yang tahu kalau ia sakit, dan ia tidak punya uang, dan kala tidak salah uangnya hanya tinggal selembar lima ribuan yang ada ditangannya itu, dan ia tidak bisa membayar kamar di rumah sakit ini. Mataku mulai terasa panas, rasanya ingin menangis saat itu juga. tapi aku berusaha menahannya karena aku tidak suka menangis di depan orang lain. Apalagi disitu ada kakak-kakak kelasku.

tiba-tiba seorang pria dan wanita datang kearah kami. ternyata itu adalah saudara bapak ini. aku mengenalinya karna baju mereka berwarna merah dan kuning. aku bersyukur bapak tadi tidak berhalusinasi. aku langsung merasa tidak enak pada mereka, rasanya seperti terlalu mencampuri urusan orang lain. aku pun memohon maaf sekaligus pamit pada mereka sebelum mereka sempat berkata apa-apa. saat aku berpamitan pada bapak itu dan berjalan menjauh aku dapat melihat gerak-gerik beliau seperti masih ingin menceritakan sesuatu padaku. tapi aku mau tak mau harus pergi dari situ.

Ketika rombonganku berjalan meninggalkan bangsal, entah apalagi yang memberanikanku untuk kembali pada resepsionis di bangsal tersebut.
"Mas, kalau boleh tahu itu bapaknya kenapa ya?"
"Oh. Sakit parah itu mbak. Kasihan, keluarganyaa nggak peduli lagi, nggak ada yang ngurusin"
"Hah? terus ada kayak masalah administrasi gitu nggak?"
"kurang 15 juta itu mbak?"
"15 juta??!" Ya Tuhan..
"Iya, dia itu pindahan dari bangsal melati. sering dipindah-pindah ruang itu mbak. soalnya kemarin waktu di flamboyan saja pernah coba lompat"
"Maksudnya?"
"Ya lompat. bunuh diri, dari lantai empat"
Gleekk... "Oh yaudah makasih ya mas"

malem itu aku langsung nangis. aku tahu itu nggak ada hubungannya sama aku. tapi rasanya sedih banget...

andai aku seorang kaya. aku pasti dengan mudah bisa membantu beliau. andai aku seorang kaya. aku tidak perlu pusing-pusing harus melakukan apa. andai aku seorang kaya.. andai.. andai. sayangnya aku bukan.

kamu. kalian. yang berpunya. jangan buang-buang hasil keringat orang tuamu itu untuk kesenangan duniawi. jangan berpikir kau berada di posisi itu tidak untuk sebuah tugas yang lebih berguna. Tuhan memang terkesan nggak adil menciptakan orang yang kaya dan miskin berdampingan dalam kehidupan yang sama. Tapi apakah kita tidak berpikir bahwa Tuhan sudah merencanakan segala hal baik dibaliknya?. Tuhan sendiri yang ingin agar yang kuat membantu yang lemah. Tapi tidak dengan manusia. Nyatanya kita sendirilah yang membangun batas itu. Kau yang berpunya, diberkati dalam posisi itu untuk membantu yang kekurangan. Kau yang berpunya sesungguhnya nggak akan mengubah dunia dengan segala rencanamu. Yang harusnya kau lakukan adalah berbagi. Maka kau akan menyeimbangkan dunia ini. Otomatis semua akan terasa berbeda, dan mungkin itu yang nantinya akan kau sebut mengubah dunia.

Aku bicara seperti orang nggak nyambung ya?. Tapi aku harap kalia mengerti. Ngomong-ngomong.. besoknya aku kembali ke rumah sakit itu untuk menjenguk adik kelasku sekaligus menemani si bapak yang lagi-lagi sendiri. disitu aku tahu bahwa beliau mengidap penyakit jantung dan menurut informasi yang kudapat dari seorang suster disana, katanya keluarganya sudah menandatangani kontrak yang menyatakan mereka sudah tidak peduli lagi pada bapak itu. Jahat!. sangat!. Hal itu membuatku berjanji jika dewasa nanti aku tidak akan meninggalkan orangtuaku seperti itu!. Apa mereka tidak berpikir ya bisa saja waktu dulu bapak itu tidak merawat mereka? -_-

untuk cerita selanjutnya... u can ask me :) hihi.

3 hal yang ingin aku ingatkan disini.
- jangan ragukan imanmu. dengarkanlah suara Tuhan dan lakukan. kita nggak tahu apa dampak dari yang kita perbuat nanti.
- berbagi :)
- jangan hianati orang tuamu. sayangi mereka. rawat mereka.




Regards,

G.


Sunday, July 14, 2013

Aku janji, paling nggak setelah aku lulus SMA nanti. Aku bisa menjadi seperti orang yang kamu cari, atau bisa mengimbangimu. Aku janji, dan aku nggak akan nyerah. Tunggu aku, Matahari.

Friday, July 12, 2013

senja. akhirnya senja.

ini ga ada hubungannya sama judul sih.. aku cuma bingung sama random feelingku sendiri. gimana ya, kamu pasti tau lah rasanya dilupakan. ya seperti itu. random sekali. aku sampe bingung sendiri. too random. atau aku yang bikin semua ini random sendiri?. ENTAHLAH!